Setelah penggeledahan dan penangkapan terhadap beberapa pimpinan PNI , Mr. Sartono
dan Ir. Anwari mengambil alih pimpinan pusat PNI. Pada tanggal 9 Januari 1930
Sartono dan Anwari mengeluarkan perintah kepada pengurus-pengurus cabang dan
para anggotanya agar menghentikan semua kegiatan politik dan membatasi kegiatan
pada bidang sosial dan ekonomi (Sartono Kartodirjo, 1975: 374).
Setelah
perintah dari pusat dikeluarkan, semua kegiatan PNI di vakumkan dan tidak
terlalu banyak gerak-gerik seperti sebelumnya. Hal ini dilakukan sampai putusan
dari Landraad. Selama kurang lebih
setahun partai yang kehilangan nyawa ini menanti apa yang harus dilakukannya.
Setelah putusan Landraad baru mereka
bisa menentukan langkah awal tentang apa yang akan dilakukan selanjutnya.
Setelah putusan tersebut dikeluarkan, maka mereka melakukan kongres di
Yogyakarta. Setelah itu mereka juga menanti putusan dari Raad van justtitie yang menetukan nasib dari PNI selanjutnya.
Sesudah
keluar putusan dari Raad van justtitie, dengan
mandat yang diterima Pengurus Besar itu, pada tabgga 25 April 1931 (seminggu
setelah keluar putusan dari Raad van
justtitie) atas putusan kongres luar biasa dinyatakan pembubaran PNI dengan
alasan karena keadaan memaksa (Sartono Kartodirjo,1975:374).
Putusan
itu dikeluarkan untuk menghentikan semua gerak-gerik dari PNI yang
dikhawatirkan oleh permerintah kolonial Belanda. Dengan itu, maka pemerintah menganggap
telah membasmi pemberontak bagi mereka. Tetapi berbeda dengan para golongan
yang setuju pembubaran PNI, mereka kemudian segera membentuk partai baru empat
hari setelah pembubaran PNI, yakni pada tanggal 29 April 1931 di Jakarta.
Partai baru tersebut bernama Partai Indonesia atau disingkat Partindo. PNI dan
Partindo itu sama, hanya saja namanya yang diubah. Hal ini dikarenakan agar
pemerintah tidak menyulitkan Partindo dan membubarkan Partindo seperti yang
dilakukan pemerintah terhadap PNI.
Dalam
maklumatnya tertanggal 30 April 1931 dalam majalah Persatuan Indonesia dinyatakan
bahwa Partindo berdiri diatas dasar nasionalisme Indonesia, Self help, dan tujuannya adalah
kemerdekaan (Sartono Kartodirjo, 1975: 374).
Pendiri
dari Partindo ini sendiri adalah Mr. Sartono dan Ir. Anwari, mereka adalah dari
golongan yang setuju dengan pembubaran PNI dan mereka mengambil alih pimpinan
pusat PNI. Gelongan yang kedua yang menolak pembubaran PNI adalah Moh. Hatta,
Sutan Sahrir dkk yang disebut dengan “Golongan Merdeka”. Mereka juga membuat
organisasi baru tersendiri yang bernama Pendidikan Nasional Indonesia atau
disingkat PNI-Baru pada akhir bulan Desember 1931 di Yogyakarta.
Antara
Partindo dan PNI-Baru itu sebenarnya tidak ada perbedaan. Asas dasar mereka
tidak jauh berbeda, kemudian tujuannya pun sama, yaitu kemerdekaan Indonesia.
Perbedaan diantara kedua organisasi ini hanya terletak pada strategi
perjuangannya saja. Partindo menggunakan aksi massa sebagai senjata yang tepat
untuk menuju kemerdekaan, sedangkan PNI-Baru lebih kepada bidang pendidikan,
social dan politik dalam menuju kemerdekaan.
Setelah
Partindo dan PNI-Baru mengalami kesulitan dalam perjalannya yang dikarenakan
peraturan-peraturan yang dibuat oleh permerintah kolonial Belanda yang ingin
menghentikan mereka, maka terdengarlah isu untuk membubarkan Partindo dan PNI-Baru.
Dan akhirnya pada tanggal 18 November 1936, Partindo dibubarkan, sedangkan
PNI-Baru lumpuh dan tidak melakukan apa-apa lagi.
Dalam
keadaan yang demikian, Sanusi Pane, pemimpin surat kabar Kebangoenan, pada awal tahun 1937 mengumumkan pandanganya tentang
sikap yang sebaiknya ditempuh oleh bekas anggota Partindo khususnya dan
non-kooperator umumnya. Dengan terus terang ia menyalahkan sikap yang diambil
oleh Partindo yang dipandangnya terlalu agresif. Diharapkan agar dalam suasana
yang sudah berubah orang juga mau mengubah sikapnya terhadap pemerintah. orang
harus berusaha mengadakan hubungan yang baik dengan pemerintah dan hendaknya
didirikan partai baru yang membawa rakyat banyak bergerak dalam usaha-usaha
yang konstruktif (Sartono Kartodirjo, 1975:378).
Dan
akhirnya didirikan partai baru, partai sayap kiri yang bersifat kooperatif
dengan pemerintah yang bernama Gerakan Rakyat Indonesia atau Gerindo pada 23
Mei 1937 di Jakarta.
Daftar di situs judi online pilihan kami. Dijamin gampang menang!!
ReplyDeleteBaca juga Review nya tentang beberapa situs judi online pilihan kami dibawah ini!!
Situs JurusQQ
Situs JurusQiu
Situs MdominoQQ
Situs AhliQQ
Dapatkan kesempatan menang banyak dan juga bonus yang besar hanya dengan modal yang murah!!